Kamis, 14 Februari 2013

Perang Boxer

     Pada tahun 1900-1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya kolonialisme barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Sji, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat.

      Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengan mengandalkan tangan dan kaki saja. Perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan Perang Boxer. Penjajah mengejar dan membunuh para pengikut Dharma Taishi kemudian melarang organisasinya dan membakar kuil-kuil shaolin. Bhiksu-bhiksu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawa, Taiwan dan Muangthai (sekarang: Thailand).
Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru. Mereka yang melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik Goho (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di negeri tersebut, termasuk Thai Boxing.


     Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik Goho, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di Okinawa, Jepang. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan Okinawate yang kemudian dkenal dengan nama Karate. Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan hanya menguasai teknik Juho (lipatan, kuncian dan bantingan) juga mempengaruhi munculnya seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut antara lain Jujutsu, Aikido dan Judo.

Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Shorinji_Kempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar